Oleh : Muhammad Hammam Ghazi / Mahasiswa T.I Politeknik Harapan Bersama
Dakwah sebagai usaha untuk menyebarkan ajaran agama islam. Dakwah bisa secara langsung melalui masjid , pengajian, dan penyebaran kitab kini beradaptasi dengan perkembangan zaman, yaitu kemajuan nya teknologi komunikasi dan informasi. Teknologi informatika sangat luas dan bisa berkembang, dengan potensi nya tersebut bisa membuka peluang baru dalam dunia dakwah, yang memungkinkan pesan islam bisa disampaikan secara cepat dan efektif ke semua orang.Tujuan penulisan ini menganalisis peran teknologi dalam penyebaran dakwah islam, mamahami bagaimana teknologi informatika dan manfaat teknologi informatika dalam dakwah islam seperti akses pendidikan agama dan penyebaran konten dakwah yang mudah.
Salah satu dampak terbesar dari kemajuan teknologi informatika adalah kemampuannya untuk menyebarkan informasi dalam waktu yang sangat cepat dan dalam cakupan yang sangat luas. Dulu, penyebaran dakwah terbatas pada ruang lingkup geografis tertentu, seperti melalui khutbah di masjid, pengajian, atau ceramah langsung. Kini, dengan adanya internet dan media sosial, pesan-pesan Islam dapat disebarkan ke seluruh dunia dalam hitungan detik.
Melalui platform seperti YouTube, Facebook, Twitter, Instagram, dan aplikasi pesan instan, dakwah Islam dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat tanpa terbatas oleh lokasi. Umat Islam di daerah terpencil pun bisa mengakses kajian-kajian agama yang disampaikan oleh ulama dan penceramah ternama. Video ceramah, rekaman pengajian, atau bahkan siaran langsung khutbah Jumat kini bisa diakses secara global, membuat dakwah semakin inklusif dan terbuka.
Media sosial memainkan peran penting dalam dakwah Islam, tidak hanya sebagai media penyebaran informasi, tetapi juga sebagai platform interaktif. Dengan media sosial, dakwah tidak lagi bersifat satu arah, tetapi menjadi dialog yang melibatkan audiens secara langsung. Para dai dan penceramah kini bisa menjawab pertanyaan umat Islam dalam waktu nyata, memberikan klarifikasi terhadap isu-isu yang berkembang, dan berdiskusi dengan mereka tentang berbagai masalah keagamaan.
Platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram memungkinkan dakwah Islam disampaikan dalam berbagai format, seperti tulisan, gambar, dan video. Bahkan, aplikasi seperti TikTok yang populer di kalangan anak muda, juga menjadi alat yang efektif untuk menyebarkan pesan Islam dengan cara yang lebih kreatif dan menarik. Konten dakwah yang dikemas dalam bentuk yang ringan dan menghibur bisa lebih mudah diterima oleh kalangan muda, yang sering kali merasa sulit untuk terhubung dengan dakwah tradisional.
Interaktivitas yang ditawarkan media sosial juga membantu membangun hubungan yang lebih erat antara dai dan jamaah. Misalnya, para ulama atau cendekiawan Islam bisa mengadakan sesi tanya jawab secara langsung (live streaming) di platform seperti Instagram atau YouTube. Ini memberikan kesempatan bagi umat Islam di seluruh dunia untuk belajar langsung dari sumber yang sahih, sekaligus berdialog mengenai masalah-masalah agama yang mereka hadapi.
Selain digunakan untuk penyebaran informasi, teknologi informatika juga berperan besar dalam meningkatkan akses pendidikan Islam. Seiring dengan perkembangan platform pendidikan online, banyak lembaga pendidikan Islam, pesantren, dan organisasi dakwah yang memanfaatkan teknologi untuk memberikan pembelajaran agama secara daring (online). Misalnya, banyak kajian tafsir, hadis, fiqh, dan ilmu-ilmu agama lainnya yang kini dapat diakses oleh siapa saja melalui platform pembelajaran daring.
Aplikasi Al-Qur’an digital juga semakin berkembang, memungkinkan umat Islam untuk mempelajari Al-Qur’an, memahami tajwid, serta mengakses tafsir dengan lebih mudah. Aplikasi seperti Al-Qur’an untuk smartphone memungkinkan umat Islam untuk membaca, mendengarkan, dan mempelajari Al-Qur’an kapan saja dan di mana saja. Dengan demikian, teknologi membantu mengatasi keterbatasan akses terhadap pendidikan agama, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah yang jauh dari pusat-pusat pembelajaran agama.
Salah satu tantangan besar dalam dakwah adalah penyebaran pemahaman agama yang ekstrem dan radikal, yang sering kali memanfaatkan teknologi untuk memperluas pengaruhnya. Namun, di sisi lain, teknologi informatika juga dapat digunakan untuk menyampaikan dakwah yang moderat, inklusif, dan penuh kasih sayang. Melalui teknologi, para dai dapat menyebarkan ajaran Islam yang menekankan nilai-nilai kedamaian, toleransi, dan keadilan sosial.
Penting bagi para dai untuk menggunakan platform digital secara bijaksana, dengan mempertimbangkan etika Islam yang mengedepankan akhlak yang baik dan menghormati keberagaman. Teknologi memungkinkan penyebaran pesan dakwah yang mencerahkan, yang tidak hanya berfokus pada masalah ibadah, tetapi juga pada isu-isu sosial, kemanusiaan, dan keadilan. Sebagai contoh, para penceramah dapat menggunakan media sosial untuk membahas isu-isu seperti perdamaian, hak asasi manusia, dan perlindungan terhadap lingkungan—semua nilai yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam.
Teknologi informatika juga memungkinkan umat Islam untuk mengatasi berbagai masalah sosial yang mereka hadapi. Melalui platform digital, kegiatan sosial seperti pengumpulan dana untuk amal (zakat, infaq, dan sedekah) dapat dilakukan dengan lebih efisien dan transparan. Lembaga-lembaga zakat kini memanfaatkan aplikasi dan website untuk memudahkan umat Islam menunaikan kewajiban zakatnya, serta mendistribusikan dana zakat kepada mereka yang membutuhkan.
Selain itu, teknologi juga membantu dalam membangun komunitas umat Islam yang saling mendukung, seperti melalui pengorganisasian program-program bantuan bencana alam, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi. Teknologi dapat menghubungkan umat Islam dari berbagai belahan dunia untuk bekerja bersama dalam menyelesaikan masalah sosial global, seperti kemiskinan, kelaparan, dan ketidakadilan.
Meskipun teknologi informatika memiliki banyak manfaat untuk dakwah Islam, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah masalah penyebaran informasi yang tidak akurat atau menyesatkan. Dengan mudahnya informasi beredar di dunia maya, dakwah yang tidak tepat atau bahkan salah dapat disebarkan secara luas. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa dakwah yang disampaikan berasal dari sumber yang sahih dan terpercaya.
Tantangan lainnya adalah penyalahgunaan teknologi untuk tujuan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam, seperti penyebaran konten yang merugikan atau memicu perpecahan. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memiliki kesadaran yang tinggi dalam menggunakan teknologi dengan bijak, agar tetap menjaga nilai-nilai Islam yang sejati.
Teknologi informatika memainkan peran yang sangat besar dalam modernisasi dakwah Islam, memungkinkan pesan-pesan agama disebarkan lebih cepat, luas, dan efektif. Dengan menggunakan internet, media sosial, dan aplikasi digital, dakwah dapat menjangkau lebih banyak orang, melibatkan umat Islam dalam dialog interaktif, serta memperkenalkan pendidikan agama Islam dengan cara yang lebih praktis. Namun, tantangan dalam penggunaan teknologi untuk dakwah, seperti penyebaran informasi yang salah dan penyalahgunaan platform digital, perlu diwaspadai. Dengan pemanfaatan yang bijaksana, teknologi informatika dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam memperkuat dakwah Islam dan membawa nilai-nilai Islam ke seluruh dunia.
Referensi:
Purwanto, Y., Taufik, M., & Jatnika, A. W. (2017). Peran teknologi informasi dalam perkembangan dakwah mahasiswa. Jurnal Sosioteknologi, 16(1), 94-109.
Fauzi, A., & Maghfiroh, E. (2020). Problematika dakwah di tengah pandemi covid-19. Al-Hikmah: Jurnal Ilmu Dakwah dan Pengembangan Masyarakat, 18(1), 23-32.