Peran Islam dalam Pengembangan Teknologi Informatika: Perspektif Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Disusun oleh: Nayla Zalfa Zahiyah/Mahasiswa TIA Politeknik Harapan Bersama
Di era digital ini, teknologi informatika telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia. Teknologi ini tidak hanya mengubah cara kita bekerja, berkomunikasi, serta mengakses informasi, tetapi juga membawa manfaat besar, seperti kemudahan dalam menggunakan aplikasi penuntun shalat dan mengaji. Namun, di sisi lain, era digital juga menghadirkan tantangan terkait etika dan tanggung jawab sosial. Islam, sebagai agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan, menawarkan panduan etis yang relevan untuk menghadapi tantangan ini. Dalam ajaran Islam, prinsip-prinsip moral dapat membimbing pengembangan dan penggunaan teknologi agar bermanfaat bagi umat manusia.
Prinsip Tawhid, yang menegaskan keesaan Allah, menjadi landasan dalam memanfaatkan teknologi informatika. Dalam Islam, setiap aktivitas manusia, termasuk di bidang teknologi, harus dilandasi niat untuk mendapatkan ridha Allah. Teknologi seperti aplikasi penuntun ibadah kini dapat diakses melalui smartphone, menunjukkan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk tujuan mulia. Oleh karena itu, umat Islam didorong untuk memanfaatkan teknologi guna mendukung pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial, serta menghindari kegiatan negatif yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Islam menekankan pentingnya akhlak dalam setiap tindakan, termasuk dalam penggunaan teknologi informatika. Pengelolaan data pribadi dengan bijak, menghormati hak kekayaan intelektual, serta menghindari penyebaran informasi palsu adalah bagian dari etika Islam dalam teknologi. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Seorang Muslim adalah yang selamat dari tangan dan lisannya.” Profesional di bidang teknologi, seperti programmer dan pengelola data, diharapkan menjaga integritas dan tidak menggunakan teknologi untuk merugikan orang lain.
Prinsip amar ma’ruf nahi munkar (menganjurkan kebaikan dan mencegah keburukan) mengajarkan umat Islam untuk memastikan bahwa teknologi digunakan untuk tujuan sosial yang lebih besar. Teknologi dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kondisi sosial, seperti memberikan akses pendidikan yang lebih baik, meningkatkan layanan kesehatan, dan menyebarluaskan informasi secara merata. Setiap pengembangan teknologi harus diarahkan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat luas, terutama bagi mereka yang membutuhkan.
Seiring dengan perkembangan teknologi, muncul tantangan seperti peretasan data, penipuan digital, dan penyebaran informasi palsu. Dalam Islam, tanggung jawab sosial menuntut setiap individu yang terlibat dalam dunia teknologi untuk bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan oleh teknologi yang mereka kembangkan. Pengguna teknologi harus berkomitmen untuk tidak menyalahgunakannya demi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, melainkan untuk kebaikan bersama.
Teknologi informatika telah membawa banyak kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan, namun ia juga menghadirkan tantangan etis dan sosial. Islam, dengan prinsip-prinsip seperti tawhid, akhlak, dan amar ma’ruf nahi munkar, memberikan panduan yang jelas dalam menghadapi tantangan ini. Dengan memanfaatkan prinsip-prinsip tersebut, teknologi dapat dikembangkan dan digunakan secara etis dan bertanggung jawab, membawa manfaat bagi umat manusia tanpa menimbulkan kerusakan.
Dalam dunia teknologi informatika, Islam menawarkan pedoman tentang bagaimana teknologi harus digunakan dengan bijak. Prinsip tawhid mengingatkan umat Islam akan tujuan akhir dari setiap aktivitas, yaitu ridha Allah. Etika Islam menuntut individu untuk menjaga moralitas dan integritas dalam menggunakan teknologi, sementara tanggung jawab sosial mendorong penggunaan teknologi untuk kebaikan bersama. Dengan demikian, Islam dapat menjadi pedoman penting dalam pengembangan teknologi yang lebih etis dan bertanggung jawab.
Sumber
- Jarrar, Rania A. L. Islamic Ethics of Technology: An Islamic Perspective on the Information Society. Routledge, 2021.