MENGHINDARI BERLEBIH-LEBIHAN SAAT BERPUASA
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, serta kesehatan sehingga kita dapat bertemu kembali dengan bulan suci Ramadan. Bulan yang penuh keberkahan, di mana kita diajarkan untuk mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan ketakwaan. Shalawat serta salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga hari kiamat.
Menjaga Diri dari Berlebih-lebihan Saat Berbuka
Hadirin yang dirahmati Allah,
Ramadan adalah bulan yang istimewa, di mana kita diperintahkan untuk berpuasa, bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan hawa nafsu dalam berbagai bentuknya. Salah satu hal yang sering kita abaikan saat menjalankan ibadah puasa adalah sikap berlebih-lebihan, terutama dalam hal makanan ketika berbuka.
Allah SWT telah mengingatkan dalam firman-Nya:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
(QS. Al-A’raf: 31)
Ayat ini mengajarkan kita bahwa meskipun berbuka puasa adalah momen yang dinantikan, kita tetap harus menjaga keseimbangan dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan.
Bahaya Berlebih-lebihan dalam Makan
Rasulullah SAW bersabda:
مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
“Tidak ada wadah yang lebih buruk yang dipenuhi oleh manusia selain perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suapan yang bisa menegakkan tulang punggungnya. Jika ia harus makan lebih banyak, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga lagi untuk napasnya.”_
(HR. Tirmidzi)
Hadis ini menunjukkan bahwa makan yang berlebihan dapat membawa dampak buruk bagi tubuh dan ibadah kita. Ketika perut terlalu kenyang, tubuh menjadi malas, kantuk menyerang, dan akhirnya ibadah malam seperti shalat tarawih dan tadarus Al-Qur’an menjadi terbengkalai.
Selain itu, dalam Al-Qur’an Allah juga memperingatkan kita agar tidak mengikuti hawa nafsu secara berlebihan:
وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta mengikuti hawa nafsunya dan keadaannya sudah melewati batas.” (QS. Al-Kahfi: 28)
Puasa Bukan Sekadar Menahan Lapar dan Dahaga
Rasulullah SAW juga pernah bersabda:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَالْعَطَشُ
“Banyak sekali orang yang berpuasa, namun bagian yang dia peroleh dari puasanya hanyalah lapar dan kepayahan.”
(HR. Ahmad)
Hadis ini mengingatkan kita bahwa hakikat puasa bukan hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum, tetapi lebih dari itu, yaitu menahan diri dari segala bentuk perilaku yang bisa merusak pahala puasa. Di antaranya adalah menjaga lisan dari perkataan yang sia-sia, menjauhi ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), serta berkata bohong.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah: 183)
Menjaga Kesucian Puasa dengan Menahan Hawa Nafsu
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Selain menahan diri dari makan dan minum, kita juga diperintahkan untuk menahan pandangan dari hal-hal yang diharamkan, menjaga hati agar tidak iri dan dengki, serta memperbanyak amalan kebaikan seperti membaca Al-Qur’an, memperbanyak dzikir, dan bersedekah.
Allah SWT berfirman:
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan mereka yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
(QS. Ali Imran: 134)
Puasa adalah momen untuk melatih diri agar lebih sabar, lebih peduli terhadap sesama, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Jika selama Ramadan kita masih sulit menahan diri dari amarah, masih sibuk dengan gosip dan fitnah, serta masih berlebihan dalam hal makanan dan minuman, maka kita perlu bertanya pada diri sendiri:
Apakah puasa kita benar-benar memberi manfaat bagi diri kita?
Penutup
Hadirin yang berbahagia,
Marilah kita jadikan Ramadan ini sebagai momentum untuk memperbaiki diri. Mulai dari mengendalikan hawa nafsu dalam berbuka, menjaga lisan dan hati dari keburukan, serta memperbanyak amal ibadah. Jangan sampai puasa kita hanya menjadi ritual tahunan yang tidak memberikan perubahan apa pun dalam kehidupan kita.
Allah SWT berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا وَقَدْ خَاب مَنْ دَسَّاهَا
Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya, dan merugilah orang yang mengotorinya.”
(QS. Asy-Syams: 9-10)
Semoga Allah SWT menerima ibadah puasa kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita sebagai hamba yang bertakwa. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ